FAIRLY

Kali ini gue mencoba membagi lagi liku-liku menjadi mahasiswa hukum.  

Sebetulnya enggak banyak berbeda dengan jurusan lainnya. Hanya beberapa kali saja kepikiran juga, kenapa sih gue ngambil  jurusan hukum? Apalagi setelah ngeliat buku-buku referensi yang tebal-tebal. Kalau dilempar maling pun pingsan tanpa kita perlu belajar jurus. Walaupun kalau mau keren inspirasinya dari para Presiden Adidaya, yang kurang keren mungkin karena terpaksa hahahaha.

Dan karena gue ambil kelas pekerja, kadang-kadang ujian gue berbarengan dengan hal-hal lain dalam kehidupan,  terutama rutin terjadi di akhir tahun...para pekerja semua tahulah. Jadi ada kalanya gue harus tetap ujian dengan mood yang rada campur sari. Semua jadi dobel-dobel. Hal yang paling puncak bikin sebal adalah kalau jadwal ujian bentrok dengan pekerjaan yang lain saudara-saudara. Kadang mau jedut-jedutin kepala ke tembok karena sudah ngerjain semua tugas dengan rapi sampai akhir...eh jadwal bentrok. Ngurusnya itu repot bener.

Pernah gue alami BT karena urusan yang ternyata gagal mencapai target, padahal besoknya harus ujian. Konsentrasi pecah dong. But the show must go on. Gue musti berusaha fokus pada segala prinsip-prinsip dan asas-asas yang rasanya kok semakin lama semakin banyak. Tuingg...tuing...

Akhirnya gue ngerti caranya supaya bisa melupakan yang lain saat ujian hukum. Move on dan remehkan dulu hal-hal yang lain! Bukan bermaksud meremehkan untuk seterusnya, tapi untuk sementara diremehkan sajalah. Lagipula gue belajar hukum itu untuk masa depan, sementara yang lainnya ya..mungkin hadir untuk masa sekarang saja.  Itu juga akan lewat.

Mau nggak mau harus punya pola berpikir seperti itu. 

Dan ada di satu titik gue menyadari sesuatu. Mungkin gue memang sudah nasibnya belajar hukum. Bukan karena kepuasan soal nilai, tapi sepertinya walaupun tampak sulit, dalam beberapa hal gue lebih dipermudah juga untuk belajar.  Kamu tentu pernah kan ada di posisi dimana semua hal tampak susah tembus, walau sudah berulang kali. Gue juga pernah ngalamin itu, tapi so far untuk belajar hukum masih lancar-lancar saja. Walaupun ada kalanya mabok. 

Artinya dalam hidup ini bisa aware mana yang lebih prioritas. Jadi tidak usah terlalu dipikirkan bila yang bukan prioritas itu berkendala. Anggap saja seperti kereta api melewati stasiun, toh nanti akan lewat lagi. Tidak usah terlalu diambil sampai ke hati. 

Kira-kira itu share pengalaman gue. Semoga masih tetap bertahan ke depannya. Amin.

Kamu sendiri bagaimana? Apakah kamu pernah mengalami hal serupa juga?

Gambar diambil dari Pixabay