Studying Law


Gue belakangan ini banyak mengumpulkan meme-meme tentang kehidupan mahasiswa hukum. 

Kebanyakan ada benarnya. 😂

Sebagai contoh, bagaimana awal-awal masuk kuliah itu kita terkesan keren, tapi setelah melihat banyak buku yang musti disantap. Hahaha. Ketawa saja, deh. Harus punya komitmen tinggi untuk tetap tangguh. Semester-semester berikutnya langsung jadi low profile kalau ditanya-tanya kuliah apa. 

Source : lawyerthings


Di atas ini salah satu joke yang bikin ngakak. 😂

Agak aneh memang, yang menginspirasi gue untuk belajar hukum adalah para presiden negara adi daya. Kalau kalian teliti, mereka semua kebanyakan adalah orang hukum. Karena memang untuk tingkat kompleksitas mengurus negara pada level itu bisa berbahaya kalau presidennya nggak ngerti hukum. Salah langkah bisa kena sliding. OK perkecualian untuk Donald Trump. Presiden Vladimir Putin saja backgroundnya hukum, tapi tujuan dia dulu masuk hukum adalah supaya bisa masuk KGB hehe (sangat beda level pemikiran). 

Beberapa mata kuliah hukum, yang buku-bukunya banyak dan tebal,  gue lumayan suka.  

Contohnya antara lain hukum telematika, ini gue berusaha dapat nilai bagus, untungnya berhasil. Walau kasus-kasus telematika njelimet, terutama yang menyangkut hukum internasional, tetap menarik untuk dipelajari. Sementara pelajaran hukum yang gue rada zonk banget karena memang sifatnya mengawang-awang :  filsafat hukum. Pasrah dah. Pokoknya cukup pahamlah. 

Anyway, untuk men-summary kehidupan mahasiswa hukum, cukup dengan menonton senandung lagunya  Marshall dari How I Met Your Mother


Kira-kira begitulah. Semoga kalian dapat bayangan. 

Kadang malam minggu habis buat berkutat dengan tugas-tugas (saat lagi banyak). Duduk di depan laptop dengan secangkir minuman dan sedikit snack diantara tumpukan buku-buku setebal batu bata. Orang yang ngeliat mungkin pada miris.

Walaupun begitu, menurut gua banyak banget manfaat melek hukum, terutama bagi yang berharap nggak dipermainkan oleh oknum. Makanya tetap berusaha konsisten memotivasi diri. Ilmu itu memang nomor satu harus buat diri sendiri dulu. Ya nggak?

Kapan-kapan cerita-cerita lagi tentang suka duka belajar hukum.


Gambar fitur kreasi sendiri dari Wepik





Post a Comment

6 Comments

  1. Sudah lama gak main ke blog ini....saya sebagai orang awam hanya bisa melongo dengan bacaan buku"mbknya hehehe..moga sukses ya mbak nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih^^. Haha namanya juga pilihan studi. Mungkin aku juga akan melongo kalau melihat buku-bukunya mahasiswa jurusan sastra atau mikrobiologi...

      Delete
  2. ditunggu ceritanya belajar di FH hehehehe...sebagai mantan anak FEB, ya penasaran juga sama FH.S2 pengen ambil hukum, tp kok gak linier haha..sukses selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh anak FEB ya mbak Enny^^. Menarik. Kenapa kok mau ambil S2 hukum? Sebetulnya nggak masalah nggak linier, sesuai kebutuhan saja (kecuali mau jadi Hakim kudu S1 hukum hehe). Siyap mba...semoga bisa pos cerita2 lebih banyak..:))

      Delete
  3. Banyak keluargaku yg lulusan hukum mba, tapi aku ga termasuk, Krn jujur udah keder duluan Ama buku2nya hahahahahah. Aku tuh suka menghapal,, membaca, tapi kalo hapalin hukum2, bendera putih lah , ga sanggub 🤣🤣.

    Tapi itu beneran ga sih, anak hukum harus hapal hukum2 semuanya itu??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mereka setuju nggak dengan jokes diatas, mbak Fanny? Haha. Ngg. Yang penting-penting saja yang dihafal, sisanya lebih banyak logika menurutku. Lagipula sudah ada internet yang tinggal ketik keluar UU, KUHP, KUHPer dan kawan-kawan.

      Delete